Senin, 08 Agustus 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa sekarang, masa dimana globalisasai tidak bisa dihindari, akan
tetapi adanya perkembangan zaman itulah yang harus diterima dengan cara
memfilter apa yang seharusnya dipilih untuk maslahah bersama. Belakangan ini banyak ditemukan pendidikan yang bobrok, realita ini
banyak ditemukan di wilayah kota-kota besar. Memang dalam keilmuan non
agama bisa dikatakan unggul, akan tetapi nilai spiritual yang ada sangatlah tidak
cocok bila dikatakan sebagai seorang muslim.
Pendidikan Islam adalah salah satu cara untuk merubah pola hidup
mereka. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah pendidikan Islam itu seperti apa.
Akankah pendidikan merupakan jalan keluar dari permasalahan ini.
Melihat kenyataan bahwa Pendidikan Islam merupakan disiplin ilmu,
maka asumsi bahwa pendidikan Islam dapat merubah hal itu bukanlah hal yang
mustahil dilakukan. Tetapi yang menjadi pertanyaan lagi adalah mengapa
pendididkan Islam sebagai disipin ilmu. Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini akan
ddijelaskan dalam makalah ini.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang muncul adalah:
1. Apa definisi pendidikan Islam?
2. Apa hakikat pendidikan Islam?
3. Mengapa pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi pendidikan Islam,
2. Mengetahui hakekat pendidikan Islam, dan
3. Mengetahui hakekat pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Pendidikan Islam

Ilmu Pendidikan Islam  Ilmu Pengetahuan  Perbedaan dengan Ilmu pengetahuan yang lain  penggongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah demi masalah di dalam pendidika  pendidikan Islam memerlukan beberapa metodologi pengembangan, antara lain:
test, pendidik memberikan test kepada anak didiknya untuk mengetahui perkembangan anak didi
interview observasi, dalam pendidikan Islam dibutuhkan observasi untuk mengetahui keadaan real dari dim
usahanya mem  bawa atau membimbing menusia lain kepada daerah kedewasaan berdasarkan ni  manusia dalam usahanya membawa atau membimbing menusia lain kepada daerah kedewasaan berari Pendidikan Islam adalah manusia  Sistematika  formal  material  Obyek Metode Pengembangan
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan
Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan
manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi,
perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedang
Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah
suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode
dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan
kandungan pendidikan tersebut.
Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk
pendidikan yaitu adanya proses, kandungan, dan penerima. Kemudian
disimpulkan lebih lanjut yaitu " sesuatu yang secara bertahap ditanamkan ke
dalam diri manusia".
Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang
secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di
dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk
manusia saja.
Kembali kepada definisi pendidikan Islam yang menurut Al-Attas
diperuntutukan untuk manusia saja. menurutnya pendidikan Islam dimasukkan
dalamAt- ta'dib, karena istilah ini paling tepat digunakan untuk menggambarkan
pengertian pendidikan itu, sementara istilahtarbiyah terlalu luas Karen
Pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan kepada hewan. Menurut
Al-AttasAdabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai dengan beberapa tingkat dan tingkatan derajat mereka dan tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kepastian dan potensi
jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang.
Dari pengertian Al-Attas tersebut dibutuhkan pemahaman yang mendalam, arti dari pengertian itu adalah, "pengenalan" adalah menemukan tempat yang tepat
sehubungan denagn apa yang dikenali, sedangkan "pengakuan" merupakan tindakan yang bertalian dengan pengenalan tadi. Pengenalan tanpa pengakuan
adalah kecongkakan, dan pengakuan tanpa pengenalan adalah kejahilan belaka.
Dengan kata lain ilmu dengan amal haruslah seiring. Ilmu tanpa amal maupun
amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan. Kemudian tempat yang tepat adalah
kedudukan dan kondisinya dalam kehidupan sehubungan dengan dirinya,
keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakatnya, maksudnya dalam
mengaktualisasikan dirinya harus berdasarkan kriteria Al-Quran tentang ilmu,
akal, dan kebaikan (ihsan) yang selanjutnya mesti bertindak sesuai dengan ilmu
pengetahuan secara positif, dipujikan serta terpuji.

 
B. Hakekat pendidikan Islam
Dalam pandangan Al-Attas pendidikan Islam harus terlebih dahulu
diberikan kepada manusia sebagi peserta didik, pendidikan tersebut berupa
pengetahuan tentang manusia disusul dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Dengan demikian dia akan tahu jati dirinya dengan benar, tahu "dari mana dia,
sedang dimana dia, dan mau kemana dia kelak". Jika ia tahu jati dirinya, maka ia
akan selalu ingat dan sadar serta mampu dalam memposisikan dirinya, baik
terhadap sesama makhluk, dan yang terlebih lagi kepada Allah SWT.
Ketiga realita yaitu, manusia, alam, dan Tuhan diakui keberadaannya,
dengan Tuhan sebagai sumber dari segalanya (alam dan manusia). Tuhan dapat
dipahami sebagaimana dinformasikan dalam Al-Quran sebagi Rabb al-Alamin,
dan Rabb al-Nass. Amrullah Ahmad menilai bahwa dalam definisi pendidikan Al-
Attas mengandung proses pengajaran seseorang dalam tatanan kosmis dan sosial
yang akan mengantarkannya untuk menemukan fungsinya sebagi kholifah.
Menurut Dr. Sutari Barnadib ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang
lengkap dan tersusun tentang suatu obyek. Berbeda dengan Drs. Amir Daien yang
mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah uraian yang sistematis dan metodis
tentang suatu hal atau masalah
C. Hakekat Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu
Suatu ilmu pengetahuan haruslah memenuhi tiga syarat pokok yaitu:  
1.      suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek  formal).
2.      suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai.
3.      suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.
Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi
persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
1.      Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta didik, dan mempunyai obyak formal yaitu kegiatan manusia dalam usahanya membimbing manusia lain kepada arah kedewasaan berdasarkan nilai-nilai Islam.
2.      Pendidikan Islam mempunyai metode, metode pengembangan yang kiranya
digunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview,
metode observasi, dan lain sebagainya.
3.      Pendidikan Islam mempunyai sistematika, walaupun sistematika tersebut
kadang tidak tersurat. Sistematika pendidikan Islam dapat diketahui dengan
adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah
demi masalah di dalam pendidikan Islam.



BAB III
KESIMPULAN
Menurut Dr. Sutari Barnadib ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang
lengkap dan tersusun tentang suatu obyek. Berbeda dengan Drs. Amir Daien yang
mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah uraian yang sistematis dan metodis
tentang suatu hal atau masalah.
  • Suatu ilmu pengetahuan haruslah memenuhi tiga syarat pokok yaitu:
  • suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek
  • formal).
  • suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yang
  • sesuai.   suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.
  • Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi
  • persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
    1. Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta didik, dan mempunyai obyak formal yaitu kegiatan manusia dalam usahanya membimbing manusia lain kepada arah kedewasaan berdasarkan nilai-nilai Islam.
    2. Pendidikan Islam mempunyai metode, metode pengembangan yang kiranya
      digunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview,
      metode observasi, dan lain sebagainya.
    3. Pendidikan Islam mempunyai sistematika, walaupun sistematika tersebut
      kadang tidak tersurat. Sistematika pendidikan Islam dapat diketahui dengan
      adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah
      demi masalah di dalam pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineke Cipta
Badaruddin, Kemas. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daien, Amir. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Jalaluddin. 2001. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad. 1991. Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam. Bandung: PT. Rosdakarya